Dompu – Panen raya jagung masih terus berlangsung di desa Saneo, Kec. Woja Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tanaman jagung yang dipanen hari ini Senin 13 Maret 2019 seluas 3.000 ha.
Pada kesempatan tersebut Bupati Dompu, Bambang M. Yasin menyampaikan bulan Maret-April ini areal panen diperkirakan seluas 78.692 ha dan produksi 980.000 ton. Harga pipilan kering masih cukup bagus sekitar Rp 3.500 – Rp. 4.850/kg. “Untuk di kecamatan Woja sendiri potensi tanam seluas 17.600 ha dengan realisasi sampai bulan Februari seluas 9.500 ha. Ini yang harus kita dorong untuk percepatan tanam selanjutnya” ujar Bambang.
Pada era kepemimpinan Bupati Bambang M Yasin, telah ada terobosan kebijakan fokus pengembangan komoditas jagung dan tebu dalam bentuk kawasan. Hasil kebijakan ini mampu secara signifikan meningkatkan pendapatan petani dan daya beli masyarakat petani.
Dirjen Tanaman Pangan, Gatot Irianto dalam kunjungan tersebut juga meninjau Bendungan Mila di Desa Rababaka & Matua, Kecamatan Woja. Dam yang diresmikan tahun 2018 tersebut bermanfaat untuk irigasi seluas 1.689 ha.
“Dengan adanya Dam ini, Indeks Pertanaman yang semula 186% menjadi 300%. Selain manfaat utama irigasi dam ini juga sebagai penyedia air baku, reduksi banjir, pariwisata, perikanan darat dan konservasi” ujar Gatot.
Gatot juga mengungkapkan bahwa panen merupakan sarana mempromosikan keberhasilan pertanaman selama ini. “Kami sepakat dengan Bupati dan Sekda untuk menggerakkan jagung agar memiliki nilai tambah” ujarnya.
Kementan telah berkomitmen memberikan bantuan untuk program jagung di Kabupaten Dompu baik penyediaan sarana produksi berupa benih maupun alat pasca panen seperti corn combine dan corn sheller. “Dengan adanya alsintan ini kegiatan bisa lebih efisien dan bernilai tambah” ungkap Gatot.
Bupati Dompu menambahkan tahun 2019 ini pada MH sudah tertanam 84.000 ha dari target 150.000 ha tahun ini. “Kami sangat antusias dengan jagung ini, saya minta lahan-lahan di Dompu yang masih kosong dapat segera ditanam jagung lagi,” pungkas Bambang.